-->

Puasa Keutamaan & Manfaatnya dari Aspek Pembinaan Sosial

Allah Subhanahu wata'ala telah mewajibkan kita untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada ummat sebelum kita, manfaat terbesar dari puasa tersebut adalah menjadikan kita orang-orang yang bertakwa, Allah Subhanahu wata'ala berfirman :

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [البقرة: 183]

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"

Jika kita mengkaji apa saja keutamaan, manfaat dan hikmah dari pelaksanaan ibadah puasa tersebut maka tidak akan terlepas dari sifat takwa, yaitu melaksanakan perintah Allah Subhanahu wata'ala dan menjauhi larangan-Nya.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman :

{لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ} [البقرة: 177]
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan  (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."

Seluruh bentuk kebajikan yang disebutkan di dalam ayat diatas, insya Allah mudah didapatkan pada diri orang-orang yang berpuasa.

Khususnya kebajikan yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan seperti dalam ayat tersebut diatas :

"memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta"

Bagi orang  yang berpuasa tentu dengan ibadah yang dia jalankan sangat mudah dan begitu sensitif hatinya ketika melihat keadaan orang-orang sekitarnya, sehingga mendorongnya untuk berbagi kepada sesama, baik itu kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta.

Begitulah puasa melatih dan membina kepekaan sosial bagi orang yang menjalankannya dengan baik. Puasa telah melatihnya untuk menjadi insan yang bertakwa kepada Allah sesuai dengan kemampuannya, Allah Ta'ala berfirman :

{فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [التغابن: 16]
"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Orang yang berpuasa dan puasa mengantarkannya kepada takwa kepada Allah Ta'ala maka tidak akan kikir kepada dirinya sendiri serta kepada orang lain yang ada disekitarnya.

Mereka menyadari bahwa orang-orang yang jauh dari sifat kikir termasuk orang-orang yang beruntung. Puasa telah melatihnya bahwa makanan sebanyak apapun yang ada dihadapannya tidak mungkin dia habiskan seorang diri. Puasa telah mengajarinya bahwa rasa lapar yang dia rasakan tidaklah seberapa dibandingkan dengan orang sekitarnya yang taraf ekonominya lebih rendah dibawahnya. Puasa telah melatih dan mengantarkannya menjadi orang-orang yang bertakwa. Sehingga rela membelanjakan hartanya dijalan Allah Subhanahu wata'ala, Allah Ta'ala berfirman :

{فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (5) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى} [الليل: 5 - 7]
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah."

Sungguh besar pahala dan sangat agung kebaikan yang Allah subhanahu wata'ala siapkan bagi mereka, bahkan dalam sebuah hadits disebutkan :

عن زيد بن خالد الجهني رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من فطَّر صائماً كان له مثل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئاً (أخرجه الترمذي و الإمام أحمد وابن ماجه وابن حبان واللفظ للترمذي)
Rasulullah Shollallahu a'alaihi wasallam bersabda :
"Barang siapa yang memberi makanan "buka puasa" bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala orang berpuasa yang dia beri makan, namun itu tidak mengurangi pahala orang berpuasa yang dia beri makan sedikitpun"

Manfaat puasa yang lainnya apabila seseorang mengerjakan puasa dengan baik maka ia akan meninggakan ghibah, menggunjing, dusta, pertengkaran dan hal-hal negatif lainnya. Semua hal tersebut ditinggalkannya demi pahala puasa yang diharapkannya dari Allah Subhanahu wata'ala, Dalam sebuah hadits disebutkan :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ » (صحيح البخارى)
Nabi Shollallahu 'alahi wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap (puasanya) meninggalkan makan dan minum."

Dengan demikian puasa telah melatihnya untuk berkata dan berbuat baik semata, dan meninggalkan apa yang Allah Ta'ala larang, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ} [الحجرات: 12]
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.  Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.  Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."

Itulah hakekat puasa menjadikan ahlinya orang-orang yang bertakwa, dalam sebuah hadits :

أَبَو هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ...وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلاَ يَسْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ (صحيح مسلم)
Nabi Shollallahu a'alaihi wasallam bersabda :
"Puasa itu adalah tameng, Apabila disuatu hari yang salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor dan bertengkar dengan membesarkan suara. Apabila ada orang yang mencelanya atau mengganggunya maka hendaknya dia mengatakan : "Saya lagi puasa"."

Sumber : Ceramah dan Sholat Tarwih Masjid Nurul Hikmah Balang Sembo 23 Juli 2012

“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang:
1. Orang yang diam namun berpikir atau
2. Orang yang berbicara dengan ilmu.”
[Abu ad-Darda’ Radhiallohu 'anhu]